lama aku perhatikan - dengan tekun,
manusia yang tidak henti- henti berjalan di suatu jalan,
jalan yang berduri dan penuh dengan lopak-lopak cemuhan,
kelompok itu - sedikit - tapi kuat, terus berjalan
ketika hujan batu melanda mahupun panas terik membakar jasad
benak otak aku kehairanan - apakah mereka tidak punyai perasaan?
aku amati dalam-dalam (dan diam-diam)
ya, mereka dipandang serong - oleh umat yang tidak memahami
ya, mereka berdarah luka dicalar duri jalanan
mata mereka merah terlalu letih
nafas berombak berat di dada yang bidang
namun,
di celah kelopak mata yang redup itu - ada cahaya
cahaya yang menerangi umat lain ( juga umat yang mencaci)
bersama nafas berat yang dihirup itu - ada bahagia
bahagia yang membahagiakan jiwa yang bersama
bahagia inilah yang tidak mampu ditukar dengan emas meski sebenar bukit uhud
bahagia inilah jua tidak mampu dirampas oleh cemuhan dan makian manusia yang memaki
dan aku yakin, bahagia inilah yang menguatkan kaki-kaki mereka untuk terus menapak teguh!
-kelak mereka pasti lebih bahagia saat bertemu dengan Tuhan.
(kita bagaimana?)
~ belajar memahami kehidupan
junaidiahmad
10 Nov 2011
Bumi Wakafan MADI
No comments:
Post a Comment