2013-10-16

Spectra

SPECTA
otot nadi senja
mulai meregang
perlahan cakrawala
menelan matahari
deru suara pesawat
melintas diatasnya
semua terekam
dalam satu bingkai
nuansa warna  
Achmad Masih | jingga Kasongan,2013

sekeping rasa dusta



rasa itu
ku pijak-pijak
pada perutnya
biar mati 
hanya yang merasai
betapa rasa ini kesakitan
yang harus dibunuh tanpa simpati

junaidiahmad | Okt 2013 Kangar

2013-10-15

hakikat diri

ku selak helai demi helai kisah sahabat.
 ku belek satu demi satu tentang diriku. jauh!
Allahurabbi. 
Oktober 2013 Kangar

larian hati


bicaranya pada diam. juga pada ujian.
tiada cela yang mencelah. semuanya sempurna.
dan pada angin ku khabarkan, aku ingin berlama disini. menemani bakti yang sedang ku jejaki. bersama hati hina menadah sakti dari Tuhan. 
junaidiahmadoktober 2013

Penyembuh


hanya Dia.
ubat untuk jiwaku
Kangar 2013

Hai Ma!

-Rendra

Ma,
bukan maut yang menggetarkan hatiku
tetapi hidup yang tidak hidup
karena kehilangan  daya dan kehilangan fitrahnya
ada malam-malam aku menjalani lorong panjang
tanpa tujuan kemana-mana
hawa dingin masuk kebadanku yang hampa
padahal angin tidak ada
bintang-bintang menjadi kunang-kunang
yang lebih menekankan kehadiran kegelapan
tidak ada pikiran, tidak ada perasaan, tidak ada suatu apa
Hidup memang fana, Ma
tetapi keadaan tak berdaya membuat diriku tidak ada
kadang-kadang aku merasa terbuang ke belantara
dijauhi Ayah Bunda dan ditolak para tetangga
atau aku terlantar di pasar
aku bicara tetapi orang-orang tidak mendengar
mereka merobek-robek buku dan menertawakan cita-cita
aku marah, aku takut, aku gemetar
namun gagal menyusun bahasa
Hidup memang fana,Ma
itu gampang aku terima
tetapi duduk memeluk lutut sendirian di savana
membuat  hidupku tak ada harganya
kadang-kadang aku merasa ditarik-tarik  orang kesana kemari
mulut berbusa sekadar karena tertawa
hidup cemar oleh basa basi
dan orang-orang mengisi waktu dengan pertengkaran edan
yang tanpa persoalan
atau percintaan tanpa asmara
dan sanggama yang tidak selesai
Hidup memang fana tentu saja, Ma
tetapi akrobat pemikiran dan kepalsuan yang dikelola
mengacaukan isi perutku lalu
mendorong aku menjeri-jerit
sambil tak tahu kenapa
rasanya setelah mati berulang kali
Tak ada lagi yang mengagetkan dalam hidup ini
Tetapi Ma, setiap kali menyadari adanya kamu di dalam hidupku ini
aku merasa jalannya arus darah di sekujur tubuhku
Kelenjar-kelenjarku bekerja
sukmaku bernyanyi, dunia hadir
cicak di tembok berbunyi
tukang kebun kedengaran berbicara pada putranya
hidup menjadi nyata, fitrahku kembali
Mengingat  kamu Ma, adalah mengingat kewajiban sehari-hari
kesederhanaan bahasa prosa, keindahan isi puisi
kita selalu asyik bertukar pikiran ya Ma?
masing-masing pihak punya cita-cita
masing-masing pihak punya kewajiban yang nyata

Hai Ma!
apakah kamu ingat
aku peluk kamu di atas perahu
ketika perutmu sakit dan aku tenangkan kamu
dengan ciuman-ciuman di lehermu?
Masyaallah..aku selalu kesengsem pada bau kulitmu
Ingatkah waktu itu aku berkata
kiamat boleh tiba, hidupku penuh makna
Hehehe waahh..aku  memang tidak rugi ketemu kamu di hidup ini
dan apabila aku menulis sajak
aku juga merasa bahwa kemaren dan esok
adalah hari ini
Bencana dan keberuntungan sama saja
Langit di luar,  langit di badan bersatu dalam jiwa

Sudah ya Ma
Jakarta Juli 1992